Sejarah Perkembangan Islam di Bangladesh
Dari Pedagang hingga Negara Mayoritas Muslim
Islam memiliki sejarah panjang dan mengakar di wilayah yang kini dikenal sebagai Bangladesh. Islam adalah agama mayoritas dengan hampir 90% penduduknya menganut Islam, menjadikannya negara dengan populasi Muslim terbesar ketiga di dunia setelah Indonesia dan Pakistan. Perkembangannya terjadi melalui beberapa fase penting, meliputi kedatangan awal, penaklukan, Kesultanan Bengal, periode kolonial, hingga kemerdekaan.
Kedatangan Awal dan Penyebaran Damai (Abad ke-7 hingga ke-13)
Islam pertama kali tiba di wilayah Benggala (nama lama Bangladesh) pada abad ke-7 Masehi.
Jalur Pedagang: Penyebaran awal utamanya terjadi melalui pedagang Arab dan Persia yang berlabuh di pelabuhan-pelabuhan seperti Chittagong. Sambil berbisnis, mereka juga menyebarkan ajaran Islam secara damai.
Peran Sufi dan Ulama: Para mubalig dan tokoh sufi memainkan peran krusial. Mereka datang dari Timur Tengah, Iran, Irak, dan Asia Tengah. Mereka diterima dengan baik oleh penduduk lokal karena ajaran mereka yang menekankan cinta, toleransi, dan kesetaraan, yang kontras dengan sistem kasta Hindu yang berlaku saat itu. Salah satu tokoh suci Muslim yang terkenal adalah Shah Jalal, yang tiba di wilayah Sylhet pada tahun 1303 dan sangat berperan dalam dakwah.
Masuknya Massa: Pada masa kemunduran Dinasti Pala dan berkuasanya Dinasti Sena (abad ke-13), banyak penduduk Benggala secara berbondong-bondong memeluk Islam.
Masa Kejayaan di Bawah Pemerintahan Muslim (Abad ke-13 hingga ke-18)
Perkembangan Islam mencapai puncaknya setelah wilayah Benggala ditaklukkan oleh kekuatan Muslim, yang mengarah pada berdirinya pemerintahan Islam yang kuat.
Penaklukan dan Kesultanan Bengal: Penaklukan oleh Muhammad bin Bakhtiyar Khalji pada awal abad ke-13 membuka jalan bagi pemerintahan Muslim. Wilayah ini kemudian berada di bawah kekuasaan Muslim, termasuk di bawah Kesultanan Bengal.
Pusat Kebudayaan dan Pendidikan: Kesultanan Bengal menjadi pusat penting penyebaran Islam dan kebudayaan. Banyak masjid, madrasah, dan pusat keagamaan didirikan, seperti Masjid Enam Puluh Kubah di Bagerhat.
Kekuasaan Mughal: Setelah Kesultanan Bengal, wilayah ini berada di bawah kekuasaan Kesultanan Mughal (abad ke-16 hingga ke-18), di mana Islam terus menjadi agama dominan dan berpengaruh besar dalam arsitektur, seni, dan sistem sosial.
Periode Kolonial dan Gerakan Politik Islam (Abad ke-18 hingga ke-20)
Setelah runtuhnya Mughal, Benggala jatuh ke tangan Inggris. Selama periode Kemaharajaan Britania (British Raj), Islam menjadi identitas politik penting.
Reaksi terhadap Kolonialisme: Penjajahan Inggris memicu berbagai gerakan reformasi dan kebangkitan Islam, seperti Gerakan Aligarh, yang bertujuan membangkitkan umat Islam di anak benua India.
Liga Muslim India: Pembentukan Liga Muslim India di Dhaka (ibu kota Bangladesh saat ini) pada tahun 1906 menjadi momen penting. Partai politik ini memainkan peran utama dalam pergerakan kemerdekaan dan pendirian Pakistan sebagai negara Islam yang terpisah dari India.
Pembentukan Pakistan dan Kemerdekaan Bangladesh (1947–1971 dan Setelahnya)
Pakistan Timur: Setelah pemisahan India pada tahun 1947, Benggala Timur menjadi bagian dari Pakistan dengan nama Pakistan Timur. Negara ini didirikan atas nama Islam.
Kelahiran Bangladesh: Ketidakpuasan politik dan bahasa antara Pakistan Timur dan Pakistan Barat memicu Perang Kemerdekaan pada tahun 1971, yang menghasilkan kelahiran negara Bangladesh yang berdaulat.
Identitas Nasional dan Agama: Meskipun pada awalnya konstitusi Bangladesh bersifat sekuler, identitas Islam tetap menjadi bagian integral dari masyarakat Bangladesh. Konstitusi saat ini mencantumkan Islam sebagai agama negara, sambil tetap menjamin pengakuan yang sama bagi semua agama.
Saat ini, Islam di Bangladesh didominasi oleh aliran Sunni mazhab Hanafi, dengan banyak juga yang mengikuti tradisi Barelwi dan Sufi. Islam terus membentuk berbagai aspek kehidupan masyarakat, mulai dari pendidikan, kebudayaan, hingga politik.
