Menggali Jejak Pertumbuhan Islam di Filipina
Ketika berbicara tentang Islam di Asia Tenggara, nama-nama seperti Indonesia dan Malaysia sering kali muncul sebagai mayoritas muslim terbesar. Namun, seringkali terlupakan bahwa Filipina, negara yang kini mayoritas beragama Katolik, memiliki sejarah panjang dan kaya akan Islam. Jejak pertumbuhan Islam di Filipina bukan hanya sekadar catatan sejarah, melainkan sebuah narasi yang membentuk identitas, budaya, dan politik di sebagian wilayahnya. Artikel ini akan mengajak Anda menelusuri bagaimana Islam pertama kali masuk, berkembang, dan bertahan di Filipina hingga kini.
Awal Mula Kedatangan Islam
Sejarah Islam di Filipina dimulai jauh sebelum kedatangan penjajah Spanyol pada abad ke-16. Islam diperkirakan masuk ke kepulauan ini melalui jalur perdagangan dan dakwah yang dilakukan oleh para pedagang dan ulama dari Timur Tengah, Persia, dan khususnya, wilayah Asia Tenggara lainnya seperti Malaka (sekarang Malaysia). Penjelajah dan sejarawan mencatat bahwa pada abad ke-13 dan ke-14, Islam telah mengakar kuat di beberapa wilayah selatan Filipina, terutama di Sulu dan Mindanao.
Tokoh-tokoh penting dalam penyebaran Islam di Filipina termasuk Tuan Masha'ika, seorang ulama dari Arab yang tiba di Sulu pada tahun 1380. Namun, nama yang paling dikenal adalah Sayyid Abubakar, seorang ulama dari Palembang (Sumatera), yang tiba di Sulu pada pertengahan abad ke-15. Ia tidak hanya menyebarkan ajaran Islam tetapi juga mendirikan Kesultanan Sulu, sebuah entitas politik Islam yang menjadi salah satu yang terkuat di Asia Tenggara pada masanya. Perannya sangat sentral dalam mengorganisir masyarakat Muslim, mendirikan masjid, dan memformulasikan hukum syariah yang diadaptasi dengan budaya lokal.
Struktur Politik dan Sosial Berbasis Islam
Dengan berkembangnya Islam, sistem politik dan sosial di wilayah selatan Filipina mulai berubah. Berbeda dengan sistem suku yang lebih terfragmentasi, Islam memperkenalkan konsep "Sultanat" atau Kesultanan. Kesultanan Sulu dan Kesultanan Maguindanao menjadi dua kekuatan utama yang mengendalikan perdagangan rempah-rempah dan membangun hubungan diplomatik dengan kerajaan-kerajaan lain di Nusantara. Sistem ini tidak hanya memperkenalkan struktur pemerintahan yang terorganisir tetapi juga membawa tatanan hukum yang lebih terstruktur (syariah) yang mengatur kehidupan sehari-hari, dari pernikahan hingga perdagangan.
Jejak Islam juga dapat dilihat dari budaya dan seni. Seni ukir "okir" dengan motif-motif islami, arsitektur masjid yang sederhana namun sarat makna, serta tradisi lisan (epos) yang seringkali menyisipkan nilai-nilai Islam, semuanya menjadi bukti nyata pengaruh yang kuat.
Tantangan dan Bertahannya Islam
Kedatangan Spanyol pada tahun 1521 menjadi titik balik dalam sejarah Filipina. Spanyol membawa misi kristenisasi yang agresif dan melihat keberadaan Islam sebagai ancaman terhadap dominasi mereka. Perang selama ratusan tahun antara Spanyol dan Kesultanan Muslim di selatan, yang dikenal sebagai "Perang Moro," menjadi saksi bisu perjuangan masyarakat Muslim untuk mempertahankan agama dan kemerdekaan mereka. Meskipun akhirnya wilayah utara Filipina berhasil dikristenkan, Kesultanan di selatan berhasil bertahan, meskipun kekuasaannya semakin melemah.
Ketika Spanyol digantikan oleh Amerika Serikat pada akhir abad ke-19, tantangan baru muncul. Pemerintah Amerika Serikat mencoba mengintegrasikan wilayah Muslim ke dalam negara Filipina yang baru, namun seringkali melalui kebijakan yang tidak peka terhadap identitas budaya dan agama mereka. Ini memicu konflik berkepanjangan yang berlanjut hingga abad ke-21.
Islam di Filipina Masa Kini
Saat ini, Islam di Filipina terkonsentrasi di wilayah selatan, yang kini dikenal sebagai Bangsamoro, sebuah wilayah otonom yang diakui secara resmi oleh pemerintah Filipina. Meskipun menjadi minoritas di tingkat nasional, masyarakat Muslim Filipina, yang dikenal sebagai bangsa Moro, memiliki identitas kuat dan kaya. Mereka terus berjuang untuk pengakuan, perdamaian akan hak-hak otonomi mereka. Jejak Islam kini tidak hanya terlihat dari masjid-masjid dan tradisi, tetapi juga dari lembaga-lembaga pendidikan Islam, organisasi sosial, dan perwakilan politik berupaya menjaga warisan leluhur mereka.
Kesimpulan
Jejak pertumbuhan Islam di Filipina adalah kisah yang penuh dengan perjuangan, ketahanan, dan adaptasi. Dari kedatangan para pedagang dan ulama hingga pembentukan kesultanan yang kuat, dan perjuangan melawan penjajah, sejarah Islam di negara ini adalah narasi yang membuktikan bahwa identitas sebuah bangsa tidak selalu seragam. Memahami sejarah ini penting untuk menghargai keragaman budaya dan agama disana, serta untuk memahami akar dari konflik dan upaya perdamaian yang terjadi di sana saat ini.