Jejak Perkembangan Islam Di Vietnam

Dari Champa Hingga Masa Kini

Jelajahi sejarah dan perkembangan Islam di Vietnam. Pahami bagaimana komunitas Muslim Cham dan etnis lainnya memelihara tradisi Islam di tengah mayoritas Buddha dan Konfusianisme. Artikel ini menyajikan gambaran lengkap dan akurat tentang jejak Islam di Vietnam.

masjid champa di vietnam selatan

Memahami Islam di Vietnam yang Sering Terlupakan

Ketika membicarakan Asia Tenggara, sering kali kita terpaku pada negara-negara mayoritas Muslim seperti Indonesia, Malaysia, atau Brunei. Namun, di balik bayang-bayang negara-negara tetangga, terdapat sebuah komunitas Muslim minoritas yang memiliki sejarah panjang dan kaya di Vietnam. Kehadiran Islam di negara ini sering kali terabaikan, padahal jejaknya membentang ribuan kilometer dari utara ke selatan, menceritakan kisah adaptasi, ketahanan, dan identitas budaya yang unik.

Artikel ini akan mengupas tuntas bagaimana Islam masuk dan berkembang di Vietnam, bagaimana komunitas Muslim, terutama suku Cham, memelihara keyakinan mereka, serta tantangan dan harapan yang mereka hadapi di era modern.

1. Awal Mula: Kedatangan Islam Bersamaan dengan Peradaban Champa

Jejak Islam di Vietnam tidak bisa dilepaskan dari sejarah Kerajaan Champa. Kerajaan ini, yang pernah berjaya di wilayah Vietnam tengah dan selatan, memiliki hubungan dagang erat dengan Timur Tengah, India, dan kepulauan Melayu sejak abad ke-7 Masehi. Para pedagang Arab dan Persia yang berlayar ke wilayah ini membawa serta ajaran Islam.

Bukti-bukti arkeologis dan catatan sejarah menunjukkan bahwa Islam mulai menyebar secara signifikan di kalangan masyarakat Champa pada abad ke-11. Proses islamisasi ini berlangsung secara damai, tidak melalui penaklukan, melainkan melalui interaksi budaya dan perdagangan. Champa menjadi salah satu pusat penyebaran Islam di Indocina, meskipun agama Hindu dan animisme tetap menjadi keyakinan dominan di kalangan keluarga kerajaan dan sebagian besar penduduk.

2. Pergeseran Sejarah: Jatuhnya Champa dan Adaptasi Komunitas Muslim

Titik balik bagi komunitas Muslim Cham terjadi pada abad ke-15 dan ke-17. Secara bertahap, wilayah Kerajaan Champa dianeksasi oleh Kerajaan Vietnam (Đại Việt) dari utara. Peristiwa ini memaksa banyak masyarakat Cham, termasuk yang beragama Islam, untuk mengungsi. Sebagian besar dari mereka bergerak ke wilayah selatan Vietnam, terutama di sekitar Sungai Mekong, dan sebagian lainnya melarikan diri ke Kamboja, Malaysia, dan Thailand.

Di tengah situasi yang sulit, komunitas Muslim Cham berhasil mempertahankan identitas mereka. Mereka membangun desa-desa dan masjid-masjid baru di wilayah baru, yang hingga kini menjadi pusat kehidupan Islam di Vietnam. Adaptasi menjadi kunci kelangsungan hidup. Meskipun menghadapi tekanan dari budaya mayoritas, mereka tetap teguh memegang tradisi Islam, seringkali dengan sentuhan budaya lokal yang unik.

3. Islam Hari Ini: Komunitas Cham dan Kelompok Muslim Lainnya

Saat ini, populasi Muslim di Vietnam diperkirakan sekitar 80.000 hingga 100.000 jiwa. Mayoritas dari mereka adalah suku Cham, yang tersebar di beberapa provinsi, seperti Ninh Thuận, Bình Thuận, An Giang, dan Kota Ho Chi Minh. Ada dua kelompok utama Muslim Cham:

Muslim Sunni: Kelompok ini mengikuti ajaran Islam secara ortodoks, sering disebut juga sebagai Cham Islam. Mereka menjalankan salat lima waktu, puasa Ramadan, dan ibadah haji ke Mekkah. Mayoritas masjid di Vietnam, seperti Masjid Jamiul Muslimin di Ho Chi Minh, melayani komunitas ini.

Cham Bani (Awal): Kelompok ini memiliki tradisi Islam yang lebih sinkretis, memadukan ajaran Islam dengan unsur-unsur budaya Cham pra-Islam. Mereka memiliki imam dan tempat ibadah sendiri, serta tradisi unik dalam menjalankan salat dan puasa. Namun, dalam beberapa dekade terakhir, banyak Cham Bani yang mulai kembali ke praktik Islam yang lebih ortodoks.

Selain suku Cham, ada juga komunitas Muslim minoritas dari etnis lain, seperti Muslim Melayu (dari Malaysia dan Indonesia) dan keturunan India-Pakistan yang menetap di Kota Ho Chi Minh. Meskipun jumlahnya kecil, mereka turut berkontribusi dalam memperkaya keragaman Islam di Vietnam.

4. Tantangan dan Harapan di Era Modern

Komunitas Muslim di Vietnam menghadapi berbagai tantangan, termasuk:

Minoritas dalam Mayoritas: Sebagai kelompok minoritas, mereka perlu berjuang untuk mempertahankan tradisi dan identitas di tengah budaya mayoritas yang didominasi oleh Buddhisme dan Konfusianisme.

Ekonomi: Banyak komunitas Muslim Cham, terutama di pedesaan, hidup dari sektor pertanian dan perikanan, menghadapi tantangan ekonomi yang signifikan.

Edukasi Agama: Akses terhadap pendidikan Islam yang memadai masih terbatas, meskipun pemerintah Vietnam telah memberikan izin untuk pembangunan sekolah dan madrasah tertentu.

Namun, di sisi lain, ada harapan besar. Pemerintah Vietnam telah mengakui Islam sebagai salah satu agama resmi di negara itu dan mengizinkan pembangunan masjid. Organisasi keagamaan Islam, seperti Dewan Perwakilan Muslim Champa, berfungsi sebagai jembatan komunikasi antara komunitas Muslim dan pemerintah. Globalisasi dan akses informasi juga memungkinkan generasi muda Muslim di Vietnam untuk terhubung dengan dunia Islam yang lebih luas, memperkuat pemahaman dan praktik keagamaan mereka.

Kesimpulan: Kisah Ketahanan yang Menginspirasi

Jejak perkembangan Islam di Vietnam adalah kisah tentang ketahanan, adaptasi, dan identitas. Dari para pedagang yang membawa Islam ke Kerajaan Champa hingga komunitas Muslim modern yang berjuang mempertahankan tradisi, perjalanan ini menunjukkan bagaimana keyakinan dapat bertahan melintasi batas geografis dan tantangan sejarah.

Sebagai minoritas yang teguh, komunitas Muslim di Vietnam tidak hanya menjadi bagian dari mosaik budaya negara itu, tetapi juga saksi hidup dari warisan Islam yang kaya di Asia Tenggara.

Previous Post Next Post

ads

ads

نموذج الاتصال