Sejarah Islam di Mesir dan Perkembangannya Kini
Mesir, dengan piramida megahnya dan sungai Nil yang perkasa, menyimpan sejarah panjang dan berliku. Namun, di antara warisan Firaun, terukir pula jejak gemilang peradaban Islam yang telah membentuk identitas negara ini hingga hari ini. Artikel ini akan membawa Anda menelusuri sejarah Islam di Mesir, dari awal penaklukannya hingga pertumbuhan dan perkembangannya di era modern.
Awal Mula Penaklukan dan Transformasi Identitas (Abad ke-7 M)
Kisah Islam di Mesir dimulai pada tahun 640 Masehi, saat pasukan Muslim di bawah komando Amr bin al-Ash, seorang sahabat Nabi Muhammad SAW, berhasil menaklukkan Mesir dari Kekaisaran Bizantium. Penaklukan ini, yang relatif cepat dan damai di banyak wilayah, menandai titik balik signifikan. Meskipun penduduk Mesir saat itu mayoritas Kristen Koptik, Islam mulai menyebar secara bertahap melalui dakwah, perdagangan, dan pernikahan.
Pembangunan kota Fustat (dekat Kairo modern) sebagai ibu kota baru menjadi simbol kuat kehadiran Islam. Masjid Amr bin al-Ash, masjid pertama di Afrika, didirikan di sana, menjadi pusat ibadah dan pendidikan awal. Transisi ini tidak instan; butuh waktu berabad-abad bagi Islam untuk menjadi agama mayoritas. Namun, fondasi peradaban Islam telah diletakkan.
Masa Keemasan dan Dinasti Berkuasa (Abad ke-9 hingga ke-16 M)
Abad-abad berikutnya menyaksikan Mesir menjadi pusat kekuatan dan intelektual Islam yang tak tertandingi. Berbagai dinasti Muslim silih berganti memimpin, masing-masing memberikan kontribusi besar:
Dinasti Tulunid (868-905 M): Ahmad ibn Tulun mendirikan dinasti independen pertama di Mesir, membangun sistem irigasi, dan mendirikan Masjid Ibn Tulun yang megah di Kairo.
Dinasti Ikhsyidid (935-969 M): Meskipun singkat, dinasti ini mempertahankan otonomi Mesir dan menjaga stabilitas regional.
Dinasti Fatimiyah (969-1171 M): Era Fatimiyah adalah salah satu periode paling revolusioner. Mereka mendirikan Kairo sebagai ibu kota baru dan membangun Universitas Al-Azhar, salah satu universitas tertua di dunia yang masih beroperasi hingga kini. Al-Azhar menjadi mercusuar ilmu pengetahuan Islam, menarik ulama dan pelajar dari seluruh penjuru dunia.
Dinasti Ayyubiyah (1171-1250 M): Salahuddin Al-Ayyubi, pahlawan Islam yang terkenal, menggulingkan Fatimiyah dan mengembalikan Mesir ke mazhab Sunni. Ia memperkuat pertahanan Mesir melawan Tentara Salib dan membangun benteng-benteng yang masih berdiri hingga sekarang.
Dinasti Mamluk (1250-1517 M): Mamluk, prajurit budak yang menjadi penguasa, berhasil menghentikan invasi Mongol yang menakutkan dan mengusir Tentara Salib. Di bawah pemerintahan mereka, Mesir mengalami puncak kejayaan arsitektur Islam, seni, dan perdagangan. Banyak masjid, madrasah, dan karavanserai indah dibangun pada periode ini.
Di Bawah Kekuasaan Ottoman dan Pengaruh Modern (Abad ke-16 hingga ke-20 M)
Pada tahun 1517, Kesultanan Utsmaniyah (Ottoman) menaklukkan Mesir, mengakhiri era Mamluk. Mesir menjadi provinsi Ottoman, meskipun dengan tingkat otonomi tertentu. Pengaruh Ottoman terlihat dalam arsitektur dan sistem administrasi.
Abad ke-19 membawa era reformasi di bawah Muhammad Ali Pasha, yang sering dianggap sebagai bapak Mesir modern. Ia melancarkan modernisasi militer, ekonomi, dan pendidikan. Namun, pada akhir abad ke-19, Mesir jatuh di bawah kendali Inggris, yang berlangsung hingga pertengahan abad ke-20. Meskipun demikian, identitas Islam Mesir tetap kuat, bahkan menjadi pemersatu dalam perjuangan kemerdekaan.
Mesir Kontemporer: Islam sebagai Pilar Identitas dan Peran Global
Setelah meraih kemerdekaan penuh pada tahun 1952, Islam tetap menjadi pilar utama identitas nasional Mesir. Konstitusi Mesir menyatakan Islam sebagai agama negara, dan hukum Syariah menjadi sumber utama legislasi.
Saat ini, Mesir adalah rumah bagi populasi Muslim terbesar di dunia Arab. Universitas Al-Azhar terus memainkan peran sentral dalam menyebarkan pemahaman Islam moderat dan menjadi rujukan bagi umat Muslim di seluruh dunia. Lembaga-lembaga keagamaan, masjid, dan madrasah tersebar luas di seluruh negeri, menegaskan kehadiran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Gerakan-gerakan Islam, baik yang moderat maupun yang lebih konservatif, memiliki pengaruh signifikan dalam politik dan masyarakat Mesir. Debat tentang peran agama dalam negara dan masyarakat terus berlanjut, mencerminkan dinamika kompleks antara tradisi dan modernitas.
Kesimpulan
Sejarah Islam di Mesir adalah kisah yang kaya akan penaklukan, peradaban gemilang, dan transformasi budaya. Dari kedatangan Amr bin al-Ash hingga peran sentral Al-Azhar di kancah global, Islam telah menjadi benang merah yang membentuk Mesir. Meskipun menghadapi tantangan modernisasi dan perubahan sosial, Islam tetap menjadi kekuatan pendorong di hati dan jiwa masyarakat Mesir, menjadikannya salah satu pusat peradaban Islam yang paling penting di dunia.