Sejarah Panjang Perkembangan Islam di Cina
Islam, sebuah agama
yang lahir di jazirah Arab, telah menjejakkan kakinya di tanah Tiongkok dengan cara yang unik dan damai. Berbeda
dengan banyak wilayah lain yang mengenal Islam melalui penaklukan militer, Cina
menyambut agama ini melalui jalur perdagangan dan diplomasi. Sejarah panjang
perkembangan Islam di sana
adalah kisah integrasi budaya, adaptasi, dan warisan yang kaya, meninggalkan
jejak mendalam pada masyarakat hingga kini.
Kedatangan dan Periode Awal: Jaringan Jalur Sutra Membawa Cahaya
Penyebaran Islam di Cina dimulai sangat awal, bahkan di masa hidup Nabi Muhammad SAW. Para sejarawan sepakat bahwa Islam tiba pada abad ke-7 Masehi, sekitar tahun 651 M, pada masa Dinasti Tang (618-907 M). Kedatangan ini diprakarsai oleh para pedagang Arab dan Persia yang aktif melintasi Jalur Sutra maritim dan darat. Kota-kota pelabuhan seperti Guangzhou, Quanzhou, dan Yangzhou menjadi gerbang utama masuknya Islam ke Tiongkok
Pedagang Muslim ini tidak hanya membawa komoditas, tetapi juga nilai-nilai agama mereka. Ketertarikan pemerintah Dinasti Tang terhadap budaya asing dan kebijakan keterbukaan mereka memungkinkan komunitas Muslim pertama untuk berakar. Mereka mendirikan masjid-masjid awal, seperti Masjid Huaisheng di Guangzhou yang konon didirikan oleh Sa'd ibn Abi Waqqas, salah satu sahabat Nabi. Ini menjadi bukti nyata kehadiran dan penerimaan awal Islam di sana.
Era Dinasti dan Integrasi Budaya: Dari Saudagar hingga Pejabat
Perkembangan Islam
semakin pesat di era Dinasti Song (960-1279 M) dan Yuan (1271-1368 M). Pada
masa Dinasti Song, komunitas Muslim terus tumbuh dan memainkan peran penting
dalam perekonomian, terutama dalam perdagangan maritim. Mereka dikenal sebagai
"Huihui," istilah yang kemudian menjadi identitas bagi sebagian besar
Muslim Cina.
Puncak integrasi Muslim
dalam struktur sosialnya terjadi pada masa
Dinasti Yuan yang didirikan oleh bangsa Mongol. Banyak Muslim diangkat ke
posisi tinggi dalam pemerintahan, administrasi, dan militer karena keahlian
mereka dalam berbagai bidang, termasuk astronomi, kedokteran, dan arsitektur.
Tokoh-tokoh seperti Laksamana Cheng Ho (Zheng He), seorang Muslim dari Yunnan,
menjadi ikon sejarah Cina dengan ekspedisinya yang legendaris ke berbagai
penjuru dunia, jauh sebelum penjelajah Eropa. Kehadiran Muslim di berbagai
lapisan masyarakat ini semakin memperkuat pondasi Islam di negara itu..
Masa Ming dan Qing: Periode Konsolidasi dan Tantangan
Dinasti Ming (1368-1644 M) melanjutkan tradisi toleransi terhadap Islam, meskipun terjadi beberapa periode pembatasan. Muslim di Cina terus berkembang, mengadaptasi budaya lokal sambil tetap mempertahankan identitas keislaman mereka. Banyak Muslim mengadopsi nama keluarganyaa dan berpartisipasi penuh dalam kehidupan sosial. Pada masa ini, lahir pula madrasah-madrasah yang mengajarkan ajaran Islam dalam bahasa Mandarin, memadukan teks-teks klasik Islam dengan pemikiran Konfusianisme dan Taoisme.
Namun, Dinasti Qing
(1644-1912 M), yang didirikan oleh bangsa Manchu, membawa tantangan baru.
Meskipun ada periode damai, seringkali terjadi pemberontakan Muslim yang dipicu
oleh kebijakan diskriminatif dan ketidakadilan, seperti Pemberontakan Panthay
di Yunnan dan Pemberontakan Dungan di barat laut. Konflik-konflik ini
meninggalkan luka mendalam dan membentuk persepsi yang kompleks tentang Muslim
di Cina.
Islam di Cina Modern: Antara Warisan dan Perkembangan
Kontemporer
Abad ke-20 dan ke-21
menyaksikan Islam di Cina menghadapi dinamika baru. Dari jatuhnya Dinasti Qing,
era Republik, hingga berdirinya Republik Rakyat Cina (RRC), komunitas Muslim
terus berjuang untuk mempertahankan identitas mereka di tengah perubahan
politik dan sosial yang cepat. Meskipun ada masa-masa sulit, terutama selama
Revolusi Kebudayaan, Islam di Cina berhasil bertahan dan bahkan menunjukkan
kebangkitan kembali pasca-reformasi ekonomi.
Saat ini, Islam adalah
salah satu agama besar di Cina, dengan sekitar 10 kelompok etnis Muslim yang
diakui secara resmi, yang terbesar adalah etnis Hui dan Uyghur. Komunitas
Muslim di Cina terus berusaha untuk mempraktikkan agama mereka, membangun
masjid-masjid baru, dan mendirikan lembaga pendidikan Islam. Mereka adalah
bagian integral dari keberagaman budaya Cina, mewarisi sejarah panjang
adaptasi, ketahanan, dan kontribusi yang tak ternilai bagi tanah air mereka.
Dengan sejarah yang
kaya dan beragam, perkembangan Islam di Cina adalah bukti nyata bagaimana
sebuah agama dapat berinteraksi dan berintegrasi dengan peradaban yang berbeda,
menciptakan warisan budaya yang unik dan terus berkembang.