Perjuangan
Sunan Ampel, atau yang memiliki nama asli Raden Rahmat, merupakan salah satu
tonggak penting dalam penyebaran Islam di Nusantara khususnys daerah Surabaya
dan sekitarnya (Jawa Timur). Beliau merupakan salah satu dari Wali Songo,
penyebar Islam yang sangat dihormati karena kebijaksanaan, setrategi dakwah dan
keteladanannya.
Kedatangan Dan Pusat Dakwah Di Ampel Denta
Sunan Ampel
diperkirakan tiba di Jawa sekitar pertengahan abat ke-15. Beliau kemudian
mendirikan sebuah padepokan yang ada di wilayah Ampel Denta, yang kini dikenal
sebagai Ampel, sebuah kawasan yang ada di Surabaya Utara. Ampel Denta
menjadi pusat dakwah beliau yang utama, melalui padepokan ini beliau membangun
komunitas Muslim yang kuat dan teroganisir.
Setrategi Dakwah Yang Inovatif
Salah satu
kunci keberhasilan Sunan Ampel adalah strategi dakwahnya yang adaptif
dan inklusif. Beliau tidak langsung memaksakan ajaran Islam, melainkan
mendekati masyarakat dengan cara yang bijaksana, mempertimbangkan tradisi dan
budaya lokal yang sudah ada. Beberapa pendekatannya meliputi:
Pendidikan: Sunan Ampel mendirikan pesantren sebagai pusat pendidikan Islam. Di pesantren ini, para santri tidak hanya diajarkan ilmu agama, tetapi juga berbagai keterampilan hidup seperti pertanian, kerajinan, dan kemasyarakatan. Ini menjadikan pesantren sebagai lembaga yang bermanfaat bagi masyarakat luas, menarik banyak orang untuk belajar.
Akulturasi Budaya: Beliau dikenal lihai dalam mengintegrasikan nilai-nilai Islam dengan budaya Jawa. Contoh paling terkenal adalah penggunaan falsafah "Moh Limo" (moh main, moh ngombe, moh maling, moh madat, moh madon) yang berarti "tidak mau berjudi, tidak mau minum minuman keras, tidak mau mencuri, tidak mau mengisap candu, dan tidak mau berzina." Falsafah ini disajikan dengan bahasa yang mudah dipahami dan sesuai dengan kearifan lokal.
Pernikahan: Sunan Ampel juga menggunakan strategi pernikahan untuk mempererat hubungan dengan para penguasa dan tokoh masyarakat setempat. Pernikahan putrinya,Nyai Ageng Malaka, dengan Raja Brawijaya V dari Majapahit, misalnya, menunjukkan upaya beliau dalam membangun jembatan antara Islam dan kekuasaan yang ada.
Pembangunan Infrastruktur: Selain aspek spiritual, Sunan Ampel juga memperhatikan pembangunan fisik. Beliau memprakarsai pembangunan Masjid Ampel, hingga kini berdiri megah dan menjadi salah satu masjid tertua dan paling bersejarah di Indonesia. Masjid ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat pertemuan, musyawarah, dan pengembangan masyarakat.
Pengaruh Dan Jejak Warisan
Perjuangan Sunan Ampel di Surabaya menghasilkan dampak yang sangat besar. Beliau berhasil mengislamkan banyak penduduk Jawa, termasuk para bangsawan dan pejabat kerajaan. Murid-muridnya tersebar ke berbagai wilayah di Nusantara kemudian melanjutkan estafet dakwah, menjadikan Islam agama mayoritas di Indonesia.
Hingga saat ini, jejak dakwah Sunan Ampel masih sangat terasa di Surabaya. Kompleks Makam Sunan Ampel menjadi salah satu destinasi ziarah utama bagi umat Muslim dari seluruh Indonesia, bahkan mancanegara. Keberadaan Masjid Ampel dan kawasan sekitarnya yang ramai dengan aktivitas keagamaan dan perdagangan menjadi bukti nyata bagaimana Sunan Ampel berhasil membangun sebuah peradaban Islam yang kokoh di Surabaya.
Kisah Sunan
Ampel adalah cerminan dari semangat dakwah yang damai, adaptif, dan
berorientasi pada kemaslahatan umat. Beliau bukan hanya seorang ulama,
melainkan juga seorang pemimpin visioner yang berhasil mengubah wajah Surabaya
dan berkontribusi besar dalam membentuk identitas keislaman di Indonesia.