Jejak Sejarah Perkembangan Islam di Bulgaria
Lima Abad Kejayaan dan Keteguhan di Jantung Eropa Timur
Islam memiliki sejarah yang panjang dan berliku di Bulgaria, menjadikannya agama minoritas terbesar kedua di negara yang terletak di persimpangan Eropa dan Asia ini. Perkembangan Islam di Bulgaria tidak terlepas dari dinamika politik dan kekuasaan regional, terutama selama era Kekhalifahan Turki Utsmani.
Awal Mula Kontak dan Dominasi Utsmani (Abad ke-14 hingga ke-19)
Kontak pertama antara dunia Islam dan Bulgaria sudah dimulai sejak abad pertengahan, sekitar abad ke-9 M. Namun, masuknya Islam secara besar-besaran dan permanen terjadi setelah Kekaisaran Utsmani menaklukkan Bulgaria pada tahun 1385 M.
Selama kurang lebih lima abad di bawah kekuasaan Utsmani, Islam menjadi agama yang dominan dan berkembang pesat. Pada masa ini, populasi Muslim di Bulgaria mencapai puncaknya, sempat menyentuh hingga 60% dari total penduduk. Islam tidak hanya memengaruhi aspek spiritual, tetapi juga meninggalkan jejak budaya, arsitektur, dan sosial yang mendalam.
Jejak Arsitektur dan Budaya Penting:
Masjid Banya Bashi di Sofia: Masjid ini adalah salah satu masjid tertua di Eropa yang masih berfungsi dan menjadi satu-satunya masjid yang aktif di ibu kota Bulgaria. Dibangun pada tahun 1566 oleh arsitek terkenal Mimar Sinan, masjid ini menjadi simbol warisan Utsmani yang kental.
Masjid Tumbul di Shumen: Merupakan masjid terbesar di Bulgaria, dibangun pada tahun 1744 dan menjadi pusat penting bagi komunitas Muslim di wilayah timur laut.
Komunitas Etnis: Komunitas Muslim di Bulgaria sebagian besar terdiri dari etnis Turki, Muslim Bulgaria (Pomaks) yang merupakan penduduk asli Slavia yang memeluk Islam, serta etnis Roma Muslim dan Tatar Krimea.
Masa Sulit di Bawah Rezim Komunis (1944–1989)
Setelah kekalahan Utsmani pada akhir abad ke-19 dan kemerdekaan Bulgaria, jumlah umat Islam mulai menyusut. Puncak penindasan terhadap Muslim terjadi di bawah rezim Komunis (Marxis-Lenin) yang dipimpin oleh Todor Zhivkov.
Di masa ini, kebebasan beragama hampir sepenuhnya dicabut. Rezim Komunis melakukan kampanye yang dikenal sebagai "Bulgarisasi", di mana:
Ribuan Muslim dipaksa untuk mengganti nama mereka menjadi nama Slavia.
Praktek keagamaan seperti salat, puasa, dan sunat dilarang.
Banyak masjid dan sekolah agama ditutup atau diubah fungsinya menjadi museum.
Ratusan ribu etnis Muslim Turki diusir dari negara tersebut.
Meskipun dalam kondisi tertekan, beberapa komunitas Muslim, terutama kaum Pomak di Pegunungan Rhodope, tetap teguh mempertahankan keimanan dan tradisi Islam mereka secara sembunyi-sembunyi dan turun-temurun.
Kebangkitan Islam Pasca-Komunisme (1989–Sekarang)
Setelah jatuhnya rezim Komunis pada tahun 1989, umat Islam di Bulgaria kembali merasakan kebebasan beragama. Hal ini memicu kebangkitan kembali kehidupan Islam:
Masjid dan Madrasah yang sempat ditutup kembali dibuka untuk umum dan kegiatan keagamaan.
Pengajian Al-Qur'an di kampung-kampung kembali digelar.
Umat Muslim mulai menerbitkan surat kabar mereka sendiri, salah satunya bernama Musulmani.
Tradisi budaya Islam yang unik, seperti ritual pernikahan tradisional Muslim Pomak di Ribnovo yang melibatkan melukis wajah pengantin wanita (Gelina), dihidupkan kembali dan dipertahankan hingga kini.
Saat ini, Islam di Bulgaria terus berkembang meskipun sebagai minoritas. Umat Islam berperan aktif dalam berbagai bidang dan menjalin kerja sama dengan lembaga Islam internasional. Universitas Islam Shumen menjadi salah satu pusat penting untuk pelatihan para imam dan pendidikan agama.
Kehadiran Islam di Bulgaria adalah bukti sejarah yang tak terpisahkan dari Eropa, menunjukkan keteguhan iman dan adaptabilitas budaya yang telah bertahan menghadapi berbagai gelombang kekuasaan, penindasan, dan perubahan zaman.
.webp)